“Semua pemain Persija terbaring di lapangan. Aturannya wasit yang menentukan pertandingan berhenti atau tidak. Hanya sesuatu emergency saat wasit harus menghentikan laga,” ungkap Kalezic kepada wartawan
Kalezic juga sempat kedapatan membanting botol minuman di depan wasit. Hal itu diakui oleh pelatih asal Bosnia Herzegovina tersebut karena ada miskomunikasi antara wasit utama dengan wasit keempat.
“Ada satu waktu saat M. Rahmat tengah berbaring dan M. Arvan ingin masuk tapi menunggu 40 detik untuk masuk (sebagai pengganti). Saya teriak ke ofisial keempat karena kami bermain dengan 10 orang,” papar dia.
Kondisi itu akhirnya membuat Persija mencetak gol. “Mereka mendapatkan sepak pojok dan mencetak gol. Saya tentu kecewa, itulah kenapa FIFA bikin aturan baru soal keputusan melanjutkan laga atau tidak,” sebut Kalezic.
Sebetulnya, eks pemain RKC Waalwijk tersebut merupakan pelatih yang kalem. “Ya tapi bukan hanya terjadi ke saya. Pertandingan ditentukan oleh keputusan buruk wasit,” tutup dia.